Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

"SEMUA AKAN FINISH PADA WAKTUNYA"

"Dimana Bro, gua ketempat lo ya? Udah lama nih kita gak ngobrol" sebuah notif kemarin pagi dari sahabat lama yang kemungkinan ada dua hal. Kalau tidak ingin meminjam uang atau hanya ingin menyambung silaturahmi tapi semoga saja tidak pada opsi pertama.  "lagi di rumah aja ini,  gimana2" balas saya, secara singkat langsung ke pokok permasalahannya.   "oke gua kesana ya,  biasalah mau cerita-cerita aja santai" tidak lama dari itu 15 menit dia sampai rumah.   Kami sudah duduk di beranda rumah, saya tawari dia secangkir kopi hangat dan gorengan semalam sisa buah tangan dari sang pacar adik perempuan, yang baru saja saya panaskan.  "gimana kabar lu, sehat?" tanyanya yang saya tau hanya basa-basi.  "yahh lo bisa lihat sendiri lah gua masih punya dua tangan satu kepala, dua kaki dan satu badan, tapi ada satu yang kurang" sembari memasang wajah serius.  "apa yang kurang?" tanyanya yang juga memasang wajah serius.  "gua akhir2 ini

satu kata "KOMITMEN"

Saling Komitmen tapi nggak pacaran? Itu cuman pembenaran sementara aja. Saling ngasih kabar, saling kangen, saling ingin ketemuan terus. Hhmm ... lalu bedanya sama pacaran? Padahal jelas sama-sama salah. Selalu gak paham dengan kata-kata komitmen. Bagaimana bisa kita menggantungkan sesuatu kepastian hubungan dengan hal yang kita sendiri sebenarnya belum begitu paham.   Ada yang bilang komitmen lebih baik dari pada pacaran, konsep dalam menjalankan hubungan yang seperti ini justru menurut saya adalah hal yang tidak sehat,  dan hanya akal-akalan pergantian nama dari pacaran ke komitmen. Se simple itu. 

Sebuah kepercayaan

"Rom,  gua kenapa ya?  Kok gak bisa percaya lagi dengan yang namanya laki-laki?  Gak bisa buka hati lagi untuk orang yang baru?"  Curhat Erlin di sela-sela perjalanan kami pulang sedari menonton pameran desain komunikasi visual yang ada disalah satu kampus teknik terbesar di sumatra.   Saya lambatkan sepeda motor yang saat ini sedang berada di jalur dua. Di kota pendidikan, jalanan yang basah dan diterangi lampu temaram jalan yang terangnya bahkan tidak lebih dari lampu boglamp dari kandang ayam ini. seolah-olah menyatu dengan suasana dingin sendunya malam.  Ini juga yang mungkin menyebabkan Erlin mendadak galau yang sedari tadi tertawa dan seolah-olah sedang baik-baik saja ternyata ia sedang menyimpan luka.  "iya elo itu kenapa lin?  Masih sering inget dia? ". Singkat tentang Erlin, ia adalah wanita yang sangat-sangat tegar dan baik ia seperti kebanyakan perempuan, selalu mencintai prianya dengan sangat tulus bahkan ketika laki-laki itu berbuat kasarpun