"hei Gibran," sebuah notice saya lihat ketika terbangun jam 3 pagi. Sembari masih menahan rasa kantuk, saya melihat profile wanita, wanita yang tidak asing bagi saya dua tahun silam.
Setelah itu dibawah pesan pertama berlanjut vidio yang siap di download.
Wah sebuah vidio slide PowerPoint dengan latar berwarna biru muda dengan sentuhan gambar bunga tulip di kiri dan kananya. Beberapa detik kemudian muncul sepasang foto pengantin pria dan wanita yang terlihat sangat bahagia.
Saya membenarkan posisi duduk dan siap untuk melihat lebih lanjut vidio yang berdurasi 1menit itu.
Dan benar saja, sebuah undangan pernikahan dari wanita yang dahulu pernah sempat mengisi hari-hari dengan bahagia.
Kaget bercampur gembira sebenarnya saya yang berulang kali menghubungi semua akun media sosialnya dulu namun tidak kunjung dibalas. Sekarang justru dia yang menghubungi duluan dengan keadaan dia sudah siap menikah.
Entah kabar baik atau buruk tapi memang beginilah hidup hati dan pikiran kita dituntut untuk siap menghadapi sesuatu hal yang mau tidak mau kita terima.
"datang ya bran di tanggal 28 Bulan ini. Awas loh kalau enggak datang." seolah2 beliau ini tidak pernah kenal dan tidak pernah singgah.
Saya membenarkan posisi saya bersiap untuk menyambut kata-kata yang memuakan setelahnya.
"maaf baru berkabar" ketik dia selanjutnya.
Kata-kata "maaf baru berkabar seolah-olah adalah interpretasi dari kesombongan bertahun-tahun slide2 wajahnya dan tawanya kembali muncul dari dalam relunghati yang paling dalam, mencoba naik kepikiran namun saya tahan karna saya tahu ketika dia naik, saya sudah tidak bisa berpikir rasional.
"ohiya sama-sama selamat ya atas pernikahanya" balas singkat seolah-olah baik-baik saja namun remuk tak tertahankan.
Setelah itu saya memutuskan tidak datang kepernikahanya, bukanya saya tidak mau tapi lebih menghindari sakitnya hati ini. Sebenarny ketika kita ingin melupakan seseorang, lupakan saja ia lepaskan dan ikhlaskan.
26 November 2020
Kisah seorang sahabat yang begitu sakitnya ditinggal menikah.
Komentar
Posting Komentar