"Pada akhirnya, hidup adalah tentang kemampuan menangkap sinyal dari alam semesta."
kalian pernah melihat burung yang berkicauan dipagi hari?
atau kalian pernah melihat sawah yang ,mulai menghijau sehabis petani menanaminya dengan bibit baru beberapa bulan setelah dipanen.
atau kalian pernah melihat bulan yang begitu indah di malam hari?
kalian pernah melihat senja yang begitu sejuk dipandang ketika sore akan menggantikan malam?
pernah menikmati rintikan hujan sebelum dia jatuh begitu deras?
apakah kalian pernah diberi harapan palsu oleh seseorang?
hahah untuk yang terakhir itu, semua orang pasti pernah merasakanya bukan, sebelum ia menemukan hal yang menyenangkan dalam hidupnya, karna pada akhirnya hidup adalah tentang menangkap sinyal dari alam semesta.
gua akan sedikit bercerita tentang apa saja yang ingin gua ceritakan, ia bodok ini blog2 gua seterah gua lah mau cerita apa. stop jangan protes dan cukup diam dalam tempat duduk, kalau lo sedang duduk dan tetap terbaring dikasur kalau lo memang sedang tiduran dikasur, dan jangan hiraukan pacar lo saat ini kalau sedang bersama lo. palingan cuma kena gampar atau gak ngambek gak mau chatan selama 3 hari.
kemarin banyak kejadian atau hal-hal yang menarik untuk gua bahas, mulai dari perempuan yang sedang bingung dengan calon suaminya yang mau pergi keluar kota untuk hal kerjaan, atau seorang teman yang di berikan harapan palsu dengan seorang wanita dan berjanji untuk pergi bersama dan si wanita itu sekarang malah pergi dengan cowok lain ke palembang untuk merayakan hari jadian mereka, serta cerita dibalik diri gua sendiri yang masih belum mendapatkan pujaan hati ceilehh... ada yang minat.☺
jadi gua akan membahas hal yang pertama seorang perempuan yang ditinggal calon suaminya untuk kerjaan diluar kota, sebenarnya sih biasa aja, gak ada hal yang aneh untuk dibahas (terus ngapa lo bahas kubangan aer).yang menarik adalah perempuan ini. dalam menyikapi keadaan, kenapa? hayo kenapa, iya karna dia tidak siap dengan resiko apa yang dinamakan bersama. jadi gini dia adalah sahabat gua saat ini, sebut saja namanya bambang, eh bukan samsul, laelahh malah ngaco bukan namanya adalah Ria, ria adalah seorang perempuan yang ambisius keras kepala dan apapun yang dia inginin harus dia capai gimanpun caranya dan satu lagi dia orang yang manjah. (emang nulis manjanya harus pake H ya nod?)aih lupakan!.
waktu itu gua main kerumahnya, karna gua bosen dikontrakan, diem dan hanya bisa mikirin tugas gua yang gak kegarap-garap gua memutuskan untuk pergi main keluar, dengan bermodalkan motor pinjeman dari Robi gua meluncur, kerumahnya sesampainya dirumah Ria hujan gerimis, Ria sudah dengan pakaian yang menurut gua cantik dan simple, yah seprti biasanya dia tipikal cewek yang gak neko-neko soal dandanan.
"jadi kita pergi sekarang dom?" ajak Ria, sembari bersiap-siap mengunci pintu rumahnya.
"lo gak liat diluar hujan gitu" jawab gua dengan langsung merubuhkan badan gua ke tempat duduk di beranda rumahnya.
"yaelah gerimis daong, lo lemah banget jadi laki, ayolahh lokan janji sama gua mau neraktir gua Bakso" nah sebenernya ini alasan gua males keluar bukan karna hujanya tapi karna Ria minta di trakitr Bakso.
"ayolahh, hujan-hujan gini enak tau makan bakso, palagi di temenin sama lo behh tambah anget" canda dia
"kamprett.. lu kalo ada maunya aja baik bener Manis omonganya udah kaya calon anggota DPR mau nyalon lo"
"yaudah lahh ayok.."akhirnya gua mengiyakan dan kamipun pergi ke langganan bakso yang meurut dia enak tapi gua gak makan, ntah kenapa setiap gua makan bakso perut gua mules gitu.
"enak? iyaa enak makan bakso habis 3 piring, dan gua cuma disuruh minum air jeruk asem anget ini.." kata gua sambil gangguin dia makan dan sedikit masukin cabek kedalam makuknya.
"hahaha, suruh siapa gak suka bakso. huuu" sambil menghadang tangan gua untuk masukin sambel kedalam mangkuk baksonya.
"iyee elu, udah tau gua gak suka bakso, masih lo ajak makan ketempat yang jualan bakso doang, kan enak kalo ad mie ayamnya gua bisa makan mie nya. dasar lo botol kecap"
"iyee... dasar lo kepala sumpit, mangkok sambel, dandang soto, hahahah" akhirnya gua gak bisa bales dan gua cuma ketawa aja dibuat tingkahnya yang kadang-kadang buat gua kesel tapi asik.
selepas makan bakso, Ria ngajakin gua Untuk ngukur jalan, bukan berati kami berdua ngukur pak meteran gak. gua naik motor keliling kota tanpa tujuan yang jelas dan inilah saat kebersamaan gua dengan dia melakukan hal-hal yang gak penting suruh nganterin kesana kesini teriak-teriak di tengah jalan dan gua tau persisi saat dia begini pasti dia lagi banyak masalah yang lagi dia pikirin.
"SEBENERNYAA...LO ADA MASALAH APA SIH...!!" gua teriak-teriak gak jelas di tengah jalan.
"HAAAH APA!! UMI SALAMAH KESAMBER? SIAPA YANG KESAMBER!!?" jawaban dia ngaco.
"YAUDAH YAH KITA PULANG AJA DULU, CERITANYA DIRUMAH AJA" teriak gua mensudahi kegoblokan ini. dan masih di tanggepin dengan Gobloknya lagi.
"IYA MANG DADANG LAGI DIRUMAH SI JAYA HAHAH.." ahahah dasar gilakk...
selepasnya dirumah dia, gua duduk dengan penuh kelelehan dan gak berhenti ketawa karna setiap obrolan kita di jalan berkahir goblok satu sama lain. gua duduk dengan menyenderkan punggung dibangku reot yang gak seberpa, jadi rumah Ria ini, Antik Rumah dengan disain jaman dulu tapi tetep asik utnuk dilihat di jaman modern dengan halaman yang sedikit luas dengan rumput jepangnya, dan ada satu pohon Sirsak yang dari gua berteman dengan dia sampai dengan saat ini, gua sama sekalli gak pernha lihat dia berbuah. sampai terkadang gua berpikir Goblok, atau itu hanya pohon bohongan ya. tapi emang gak penting juga sih malah ngomongin pohon. gua suka saat2 begini saat mengharumkan rumpu jepang yang basah dengan bau tanah yang has serta cahaya lampu oranye dijalan memantulkan cahaya nya di aspal yang basah moment-moment ketika. gua hanya memandang pohon seri yang bergoyang diterpa angin menjatuhkan seri merah yang matang.
"ehh tadi lo ngomong apa dijalan..?" tanya Ria, membuyarkan lamunan gua.
"ehh..gak. cuma gua mau tanya lo emang ada masalah apa hari ini..?'' tany gua memandang wajah tembemnya itu.
"enggak emang gua keliatan ada masalah apa.." Ria mencoba menutup-nutupinya.
"yaa.. kita berteman sudah berapa tahun sih, gua tau lo pasti ada masalah, ntah apapun itu kalo emang lo mau cerita gua siap untuk dengerin lo." paksa gua untuk dia cerita.
"iyaa sebenrnya ada masalah,gua dengan cowok gua, ?"
"why?"
"iya dia mau pergi ke jakarta mau ada bisnis dia yang diurus disana..."
"wow.. bagus dong..? tru masalahnya apa?" tanya gua
dan Ria pun cerita panjang lebar, jadi intinya dia gak siap untuk LDRan, gua tau persis watak Ria, dia orangnya suka gak betah, dengan suatu kondisi dimana dia sudah nayaman, tapi tiba-tiba kenyamanan itu pergi gitu aja, sesuatu hal yang biasanya dilakukan bersama-sama, tiba-tiba dilakukanya sendiri.
terkadang kita memang harus siap dengan semua resiko yang ada ketika kita memutuskan untuk saling mencintai dan menyangi serta harus siap dengan segala apa yang menjadi rintangan di depanya nanti.
jadi bisa gua antalogikan seperti ini, kita dengan pasangan kita saat ini adalah perjalanan, gak semua jalan yang kita lalui itu selalu mulus, ada lubang, kita harus siap dengan lubang yang sangat besar. pilihanya hanya dua tetap melewati lubang itu dengan susah payah. atau kembali ke asal atau malah lewat jalan lain, dengan orang yang berbeda.
gua rasa Ria sedang di hadapi oleh lubang yang cukup lebar dan dalam. bahkan diapun sekarang sedang berhenti untuk melewatinya atau malah pulang kembali keasal.
dan malam yang panjang hari inpun selesai, Ria yang sedari terdiam bingung hany mendengar kata-kata gua dengan gak pentingnya ini, tetapi satu hal yang selalu gua tekanin kedia ialah, dia harus sudah siap dalam menyikapi segala sesuatunya. dan tidak ada cinta seorang manusia dengan manusia lainya itu 100% tidak aakan ada.
"dan sikapi semua frame, atau bingkai semua kajadian kemarin, hari ini,esok dan seterusnya sebagai acuan kita untk lebih baik lagi."
"Untuk memahami hati dan pikiran seseorang, jangan lihat apa yang sudah dia capai, tapi lihat pada apa yang dia cita-citakan.” Kahlil Gibran, Sastrawan asal Lebanon “
Komentar
Posting Komentar